Senin, 01 Juli 2013

Kami Berteman

Kami berteman
Tapi tidak dalam kesetiaan untuk bersama selalu.
Kami berteman,
Tapi tidak bersedia untuk saling mengingatkan.
Kami berteman,
Saling menyapa hanya ketika kita SALING membutuhkan.
Kami berteman,
Tapi untuk menyapa ‘apa kabarmu’ saja tidak pernah
Kami berteman,
Dengan perdebatan yang ada, semua sekarang jadi basa basi

Ya. Kami hanya berteman.
Kata ‘teman’ yang hanya merujuk menjadi sebuah status ketika ‘menemani’

Kami berteman,
Memiliki rasa ketidakpercayaan masing-masing.
Kami berteman,
Tanpa menganggap apa yang diceritakan adalah berharga
Kami berteman,
hingga perdebatan yang memilukan memjadikan kami lupa bahwa ada alasan untuk kembali tersenyum
Kami berteman,
Tidak egois ketika berhadapan, seolah saling mengalah.
Tapi menyalak di dalam hati. Mengingat sebagai rasa sakit.

Ya. Kami berteman. ‘hanya menemani’ entah hati nyaman atau tidak.
Pertemanan ini seperti sebuah simbiosis.
Bukan parasitisme, yang salah satunya mau dirugikan dalam hal berkorban.
Bukan juga komensalisme, yang rela melakukan apapun agar teman bahagia
Mungkin ini namanya Mutualisme. Melihat kualitas seorang teman, menguntungkan atau tidak untuk digunakan dalah keadaan tertentu.

Kami berteman,
Memiliki rasa rindu ketika jauh
Memiliki air  mata ketika rasa kehilangan
Mematikan benci ketika mengingat segala kebaikan
Dan mencoba menahan kecewa saat yang lain tak mengerti

Kami berteman,
Memiliki seribu macam cekikikan, sejuta tawa, dan ego sekeras batu karang.
Kami berteman,
Berdebat, lantas ada yang merasa dipersalahkan, lalu pergi.
Kami berteman, hingga sekarang menjadi basa basi.
Kami berteman,
Tapi tak pernah mengharapkan perjumpaan seperti dulu.

Kami, ‘mengaku teman’ tapi menanam pengabaian di hati
Kami memanggil teman tapi membisu ketika sesuatu terlihat complicated
Kami ‘berteman’ tapi tidak boleh mencampuri urusan yang lain.
Kami mengaku teman. Cuma mengaku. Tapi tidak menjadi.


Hilang sudah granule coklat di atas cappuccino.
Musnah sudah kotak rahasia itu.
Takkan ada tempat untuk berpijak saat bumi rasanya runtuh
Takkan ada lagi sebuah alasan untuk kembali seperti dulu.
Karena alasan inilah, aku memilih diam.
Karena alasan ini juga, aku ingin kembali saat aku tak mengerti apapun.
Karena bukan kehilangan yang membuatku menangis atau pun menyerah, tapi karena “kenangan”
Sebuah kenangan yang menjanjikan hal-hal indah di masa depan, kini hanya sebuah ingatan yang harusnya tidak pernah tercipta.
Sesuatu hal yang sangat berharga dulunya sekarang hanya menjadi sebuah kenangan,
Tidak bisa diulang kembali, namun menancap di ingatan.
Dan aku kini semakin tidak peduli dengan perasaan siapa pun kepadaku.
Apa benar-benar tulus atau tidak.
Apa benar-benar sayang atau sekedar sapaan?
Kali ini aku tak kan peduli siapa yang mencintaiku, meskipun menganggapku sahabat terbaiknya.
Aku tidak peduli.
Karena aku takkan memulai lagi sebuah cerita pertemanan dengan orang baru.
Tidak akan lagi menorehkan kisah yang akhirnya sudah bisa di duga.

I’M QUIT

NB :
Apakah tulisan ini salah? Apakah karena hanya terlihat mementingkan ego diri sendiri?
Tidak. Karena ini benar. Apa yang aku rasakan adalah nyata.
Mereka yang ‘sekarang’ berada di sekitarku hanya membuatku seolah tak berharga.
Kalau aku katakan ‘aku sendirian’, maka memang benar.
Saat penelitian, aku seperti bebek saja, mondar mandir kesana, sibuk menyusun langkah selanjutnya SENDIRIAN. Aku menhitung ubin lantai yang aku pijak, biar berkurang rasa sepi ini. Aku mencari tokoh idolaku “YOO-CHUN” di dunia maya, hanya untuk melupakan bahwa tak ada yang mau tertawa bersama ku saat ini.
Aku melakukan hal-hal dalam ketidakwarasan ku. Dan mencoba bahagia dengan ini. Tanpa ada yang tau betapa ku cemburu ‘ketika genk2 tertentu kumpul dan bisa tertawa’, ketika beranda lab terasa semakin sunyi dan senja mulai hadir, sepi itu membuatku ingin menangis.
Aku hanya butuh teman untuk menemani, untuk berbagi cerita.
Cukup duduk dan temani aku. Tak perlu membantu apapun, aku sudah bahagia. Paling tidak aku akan merasa bahwa aku bukanlah orang kesepian itu.
Tapi semua teman lelah.
Semua teman dekat lelah untuk menemani ku.
Tak ada materi yang bisa di beri sekarang. Jadi mungkin juga tal ada alasan bagi mereka  untuk bertahan.
Atau juga sudah tak tahan dengan tingkah yang aku buat.

I WAS INIVISBLE YESTERDAY, NOW I’M DISAPPEAR….







Selasa, 05 Februari 2013

Penghujung Cerita :')

ini adalah beberapa status yang di update di penghujung 2012 :')


jatuh cinta itu sederhana, kawan ^_^
yang rumitnya itu, kala cinta meninggalkanmu karena kau bukanlah yang terpilih :)
dan karena kau pun tak punya pilihan, maka hatimulah yang harus merasakan sakit... ^_^
itulah rumitnya. rumitnya bagaimana melupakan semua rasa yang ada, tanpa membawa luka masa lalu ... :)

Tepat waktu itu banyak manfaatnya apalagi jika digunakan dalam hal kebaikan ^_^

meski pun nantinya ada banyak tempat yang kan ku temui, kau kan tetap jadi tempat favoritku :)

#ngegombalin bedegung

jatuh dan patah itu saling berkaitan. tak ada patah tanpa diawali jatuh. namun tak berarti jatuh itu selalu 'patah'

Sederhana saja.
Seperti bahagiamu saat melihat pelangi seusai hujan,seperti itulah sayangku pd kalian.
sederhana bkn ?

gerimis di sudut mata ini, membuat hati 'meng-iyakan' sang jiwa memili cinta yang lain.

#sesuri
Kau, Aku dan Mereka berbeda, meski Tujuan kita sama...

#kembali ke jalan masing2..

Perasaan itu luruh bersama sejuta pertanyaan yang terjawab sudah.
Tak ada cinta,tak ada benci.

jomblo dan single itu berbeda :)

jomblo itu nasib, tapi single itu adalah prinsip :)

masa kecil itu adalah masa2 kejayaan :)
penuh kejujuran, keberanian & yang pasti selalu ada tawa bahagia di dalamnya :)

bagaimana lagi aku harus mengatakannya bila rindu ini adalah milikmu ???
bagaimana pula menjelaskannya jika engkau adalah yang terpilih ???

Hujan di ujung gelisah ku :)

# One step closer. Semangat untuk mimpi yang sedang mencapai titik zenit . :)


SEMANGAT PAGI.:)

AYO SEMANGAT :)

sebelum matahari melelehkannya,
sebelumm malam mencekamnya.

BERSEMANGATLAH..


Meskipun gugur berkeping2, tapi yakinlah, "mati 1 tumbuh 1000"

iza shadaqal azmu wadaha sabil :)

alhamdulillah :)

bahagia itu sederhana , septi :)

cukup melihat lebih dekat, dan pandailah untuk bersyukur :)

aja2 fighting :)

5 Centimetres.. U should Read it :)

Biarkan keyakinan kamu, 5 cm menggantung mengambang di depan keningmu.
Dan sehabis itu yang kamu perlu Cuma…
Tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya
Kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya
Mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya
Leher yang lebih sering melihat ke atas
Lapisan tekad yang 1000 lebih keras dari baja
Dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya
Serta mulut yang akan selalu berdo’a.
Dan kamu akan selalu dikenang sebagai seseorang yang masih punya mimpi dan keyakinan , bukan Cuma seonggok daging yang bisa berbicara, berjalan, dan punya nama.
Kamu akan dikenang sebagai seseorang yang percaya pada kekuatan mimpi dan mengejarnya, bukan seorang pemimpi saja, bukan orang biasa-biasa saja tanpa tujuan, mengikuti arus dan kalah oleh keadaan.
Tapi seseorang yang selalu percaya akan keajaiban mimpi, keajaiban cita-cita , dan keajaiban keyakinan manusia yang tak terkalkulasikan dengan angka berapa pun.
Dan kamu ga perlu bukti apakah mimpi-mimpi itu akan terwujud nantinya karena kamu hanya harus mempercayai …. Percaya pada …. 5 centimeter di depan kening kamu 
( 5 CM , Dony Dirgantoro ).

hmm, quote ini udah lama banget ditulis dibuku usang itu. kira2 3 taun yang lalu. Asli. Novelnya membangun banget.. terutama moral lessonnya tentang persahabatan dan nasionalisme :) love it :) dan berhubung lagi demem2 nya 5 cm ini, maka sengaja posting ini tulisan biar tambah kepacu semangatnya :D

Mom, I love you. U're always gonna be My first Love

“Ibu, Aku mencintaimu.” Ku ulang lagi “ aku mencintaimu, Ibu “. Itulah adalah kata-kata yang teramat sederhana, namun adalah sulit untuk ku ungkapkan. Beribu alasan pun ku cari. Gerangan apa yang menjadi masalahnya. Namun tak jua aku temukan. Pada akhirnya aku pun tau, “ terlalu malunya diriku mengatakannya lantaran begitu banyak rasa sakit yang telah aku toreh kan kepadamu hingga ku rasa, kata-kata itu tak cukup untuk menghapus rasa sakit mu.
Engkau adalah sosok yang teramat istimewa yang di hadirkan Tuhan untuk menemaniku di dunia ini.
Semua anak manusia di dunia ini pun tau tentangmu ibu. “syurga di telapak kaki ibu” begitulah sang ustad mengajarkan kami ketika mengaji.  Saat itu ku tau, sebagai seorang anak adalah wajib bagiku untuk patuh padamu tanpa punya hak untuk menolak dengan kata-kata yang kasar. Begitulah Tuhan menuliskan aturan seorang anak kepada orang tuanya.
Namun adalah seorang anak yang tak pernah merasakan rasa sakit mu selama engkau mengandung hingga melahirkan,seperti itulah keseringanku melontarkan kata-kata kasar padamu. Seringkali hal kecilku permasalahkan lantaran pikiranku yang masih labil dan tak kunjung paham makna “ibu” yang harusnya ku ketahui agar menyadari bahwa tak ada seorang pun anak yang berhak berkata kasar pada orang tua mereka.  Agar  aku tau kelak jika aku menjadi seorang ibu pun , mungkin seperti ini pula lah yang aku dapatkan.
Aku menyayangimu , Ibu…
Setulus kasih yang selama ini kau berikan , semampunya ku mencoba ‘tuk bertahan dalam buai kesusahan tatkala aku jauh darimu. Mencari jati diri di tengah perombang-ambingan kehidupan yang kadang melelahkan, hingga membuat jenuh, selama itu masih bisa ku ingat senyum mu yang pernah ku renggut darimu. Maka aku ingin mengembalikan berjuta-juta senyummu yang telah ku ambil.
Maafkan aku ibu…
Ku mohon bersabarlah dalam menanti pencapaian mimpiku.
Ku mohon , tetaplah do’akan anakmu ini hingga mencapai penghujung jalan  dari mimpinya.
Karena ku kan kembali, ibu.
Kembali kepangkuanmu dengan sejuta kemenangan yang telah ku gengam. Sejuta kemenangan yang nantinya bisa membawa kita menuju tempat terindah di dunia ini. Ke baitullah, ibu. Tempat yang kita impikan selama ini J aamiin. Harapanku tentang ini tak pernah pudar ibu…
Ibu, taukah ibu ingatan apa yang tak akan pernah hilang sepanjang zaman dari seorang anak.
Ingatan itu tentang mu ibu, tentang wanita-wanita tangguh sang pendamai hati anak-anaknya.
Ingatanku tentangmu tak pernah terhapus.
jika ditanya, siapa dokter terhebatmu, maka tentulah namamu yang akan ku sebut. “engkau adalah dokter terhebatku sepanjang aku hidup. Yang senantiasa merawatku dari masa buaian hingga sekarang. Bisa ku bayangkan, bagaimana kau harus menjaga pola makanmu, mengurangi aktivitasmu demi diriku. Saat ku hadir dunia ini, bisa ku rasa kecupan hangatmu membelaiku, mengajakku berkenalan dengan malaikat yang Tuhan kirimkan untukku. Benar, “Engkau adalah malaikat yang dikirimkan Tuhan untukku lantaran setia mu untuk selalu menjagaku”.
Ketika suatu hari ku temui fenomena menyedihkan tentang nasib-nasib bayi yang malnutrisi, maka rasanya beruntung sekali aku terlahir dari rahimmu ibu. Dengan penjagaanmu , kau hadirkan aku ke dunia ini dengan utuh. Ya, biarpun ku tau bahwa Allah-lah yang mengatur kehidupan manusia, tapi tak jua pula ini karena usahamu yang selalu merawatku dalam masa kandungan.
Sebersit saja, jika aku membayangkan hal buruk menimpamu, rasanya sakit. Tak tertorehkan  lagi, berharap kau takkan menghilang. Berharap kau tetap disisku. Berharap dan terus berharap bahwa hari-hariku akan selalu di isi do’a mu


Ibu, i love u ever and after in my life :')