Selasa, 29 April 2014

Permainan Kata ???

Ah , bagaimana menjelaskan urusan ini?
Bahwa sebagian dari perasaan suka itu adalah nafsu. Karena ketampanan/kecantikannya atau karena kepintarannya, atau karena kesoleh/soleha dirinya, membuat jiwa ingin memilikinya.
Aduh. Kenapa masalah penting seperti cinta ini bisa terkena penyakit buta ‘hati’yang kadang dimainkan oleh logika ??
Ia tampan/cantik, tapi tidak soleh/soleha, maka tak masuk criteria.
Ia soleh/soleha tapi memandangnya tak membuat hati selalu senang, maka bagaimana menjalani hidup lama-lama dengannya, akhirnya itu juga tidak masuk criteria.
Ia tampan / cantik, ia soleh / soleha tapi dalam hal ekonomi ia rendah. Hati bimbang. Aduh, tak pelak jika hubungan tsb dilanjutkan maka boleh jadi kehidupan tsb bermain dengan materi. Huaa L
Ah. Bukankah cinta itu fitrah…?
Tapi kenapa kita suka bersifat naïf ? mengiyakan bahwa hati mencintainya, tapi masih bisa bermain hati dengan yang lain ?
Kenapa seseorang itu berani mengatakan ‘Aku mencintaimu karena Allah’. Bukankah kalimat itu sangat dalam maknanya. Membuat siapa pun mendengarnya akan merasa bahagia. Sementara dia tidak bisa mempertanggung jawabkan akibat ucapannya? Membelenggu hati dengan sebuah penantian.
Ah , rasanya hal ini benar-benar membutakan. Apalagi jika hati tsb tulus, boleh jadi dia akan menunggu (serius) akibat mempercayai ucapan itu?
Kenapa??? Kenapa pandai sekali bermain kata merangkai rasa di hati jika akhirnya itu hanyalah omong kosong belaka??
Sebenarnya apa yang dicari oleh sebuah hati yang dimaksud???
Andai, andaikan setiap orang (termasuk saya) menjadi ‘Mind reader’ , maka sangat jelas saya tidak ingin tau perasaanmu kepada ku. Sedari dulu. Bahkan sejak pertama jumpa. Aku tak ingin tau.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar